30 Desember 2015

Kesadaran yang Terpejam

Kesadaran yang Terpejam...
Aku hanyalah sebatang pena yang sudah lama tak pernah digunakan lagi. Aku hampir saja mengering, bahkan sebentar lagi, mungkin.
Aku sudah lupa bagaimana caranya merangkai puisi, menguasai hati dan pikiran untuk mengubahnya menjadi inspirasi yang hidup. Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya menemukan kata yang tepat untuk satu saja keadaanku saat ini, selain hanya mengulang-ulang kata yang sama yang aku lakukan. Kata-kata yang sama, baris demi baris. Seperti air yang tertumpah, bukan tertuang. Seperti gerimis yang sesaat lalu kering, dan gerimis lagi, dan lalu kering lagi.
Inspirasi yang hilang, ataukah semangat yang seakan tak punya lagi kesempatan untuk tumbuh. Musim kemarau berlalu, musim hujan pun tak menentu. Sebaris udara yang kurasa, yang kadang dingin, dan tak jarang pula panas.
Rangkaian hidup terus berjalan, namun tak sempat kusimpan perjalanan itu dalam sebait saja cerita. Sendiri, juga tidak! Ramai namun sepi. Tersenyum namun hati menangis. Bersandar pada ketentuan yang ada. Mencari keberadaan hakiki yang mungkin harus kutemukan: Kesadaran!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar